Rabu, 14 April 2010

Evolusi Teori Organisasi

Teori Organisasi yang ada sekarang ini merupakan hasil dari sebuah proses evolusi. Selama beberapa decade, para akademisi dan praktisi dari berbagai latar belakang dan perspektif telah mengkaji dan menganalisis organisasi-organisasi.

Ada dua dimensi dasar didalam evolusi teori organisasi, dan setiap dimensi mempunyai perspektif yang saling bertentangan.

Dimensi Pertama merefleksikan bahwa organisasi itu adalah Sistem. Sebelum tahun 1960 an. Teori Organisasi cenderung didominasi oleh perspektif system tertutup. dipandang Organisasi-Organisasi pada dasarnya dipandang berdiri sendiri dan tertutup dari lingkungannya. Kemudian pada tahun 1960 baru teori organisasi menerima perspektif sistem terbuka. Analisis-analisis yang sebelumnya hanya berfokus pada karakteristik Intern Organisasi sekarang telah berubah menjadi pendekatan yang menekankan pentingnya organisasi memperhatikan peristiwa dan proses yang terjadi dilingkungan ektern.

Dimensi Kedua, berhubungan dengan hasil hasil akhir dari Struktur Organisasi. Hal ini bertentangan dengan Perspektif Rasional menyatakan bahwa Struktur Organisasi dirasakan sebagai alat untuk mencapai tujuan-tujuan khusus secara efektif. Sebaliknya Perspektif Sosial menekankan bahwa Struktur adalah hasil utama dari kekuatan kekuatan yang saling bertentangan dari para pengikut organisasi. Yang mencari kekuasaan dan kendali.

Tabel 2-1 Evolusi Teori Organisasi Kontemporer

KERANGKA WAKTU

1900 - 1930

1930 - 1960

1960 - 1975

1975 - ?

Perspektif Sistem

Tertutup

Tertutup

Tertutup

Terbuka

Perspektif Tujuan

Rasional

Sosial

Rasional

Sosial

Tema Utama

Efisiensi Mekanis

Orang dan hubungan manusia

Desain-desain Kontigensi

Kekuasaan dan Politik

Klasifikasi Teoritis

Tipe 1

Tipe 2

Tipe 3

Tipe 4

Berdasarkan W. Richard Scott ”Theoritical Perspectives” dalam Marchall W.Meyer,ed.., Eviromenments and Oragnizations ( San Francisco: Jossey-Bass Publishers, 1978 ), hlm 22.

Tabel 2-1, diatas memperlihatkan Evolusi Teori Organisasi Kontemporer disamping Dimensi-Dimensi Sistem dan Tujuan. Hasilnya adalah empat klasifikasi – yang disebut Tipe 1 sampai dengan 4,

Pendekatan-pendekatan awal terhadap Teori Organisasi, menganggap organisasi sebagai alat mekanis untuk mencapai tujuan, perhatian dipusatkan pada pencapaian efisiensi didalam fungsi-fungsi intern organisasi. Gambaran para teoretikus pada masa ini dikenal dengan Tipe 1.

Kemudian Para Teoretikus Type 2, masih menganggap bahwa organisasi pada saat itu masih merupakan perspektif sistim tertutup, namun menekankan hubungan informal dan motivasi-motivasi non ekonomis yang beoperasi didalam organisasi. Organisasi tidak bekerja dengan mulus dan bukan merupakan mesin yang bekerja secara sempurna. Untuk memenuhui kebutuhan sosial para anggota organisasi, manajemen dapat merancang hubungan dan peraturan yang formal dsb, namun diciptakan juga pola hubungan status, norma, dan persahabatan informal.

Kerasionalan kembali lagi. Pada tahun 1960-an dan awal 1970-an para teoretikus Tipe 3, melihat Organisasi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Mereka bekonsentrasi pada sasaran, teknologi, dan ketidak pastian lingkungan sebagai variable-variabel kontigensi utama yang menentukan struktur yang tepat yang seharusnya berlaku bagi organisasi. Para teoretikus Tipe 3, menyatakan bahwa struktur yang sesuai dengan variable-variabel kontigensi akan membantu pencapaian tujuan organisasi. Sebaliknya, penerapan struktur yang salah akan mengancam kelangsungan hidup organisasi.

Para Teoretikus Tipe 4, kembali menggunakan Perspektif Sosial, namun dalam kerangka kerja sistim terbuka. Hasilnya adalah pandangan bahwa struktur bukanlah merupakan usaha yang rasional dari para manajer yang menciptakan struktur yang paling efektif, tetapi merupakan hasil dari suatu pertarungan politis diantara koalisi-koalisi didalam organisasi untuk memperoleh Kontrol.

Struktur terbaik bagi sebuah organisasi adalah yang mendukung upaya kerja yang efektif dan meminimalkan kompleksitas. Struktur semacam ini akan efektif dan efisien.

Pembagian Kerja ( devision of labor ), pada Lini Rakit, yang diperkenalkan pertama kali oleh Henry Ford telah memberikan penghematan dan keuntungan yang cukup besar dalam proses produksi perakitan mobil.

Keuntungan dari pembagian kerja telah diakui dan digunakan di Eropa lebih dari dua abad lalu. Adam Smith, misalnya menulis pada tahun 1976 tentang keuntungan ekonomis dari pembagian kerja pada indutri paku. Smith mengatakan bahwa apabila sepuluh orang pekerja masing-masing melakukan tugas spesialisasi, maka mereka dapat menghasilkan +/- 48.000 paku perhari. Namun demikian, ia mengatakan jika masing-masing pekerja secara terpisah dan bebas, kesepuluh orang pekerja tersebut dikatakan beruntung jika dapat membuat dua ratus atau dua puluh paku perorang perhari. Smith kemudian membuat kesimpulan yang sekarang diterima oleh para manajer sebagai suatu akal sehat, yaitu pembagian kerja dapat dapat menghasilkan efisiensi ekonomis yang mencolok.

Salah satu kejadian paling penting sebelum abad keduapuluh ini, dalam kaitan teori organisasi, adalah Revolusi Industri. Dimulai pada abab kedelapan belas di Inggris, revolusi tersebut menyeberangi Samudra Atlantik dan Amerika pada akhir perang saudara. Revolusi tersebut mempunyai dua element utama di Amerika Serikat :

1. Kekuatan mesin telah menggantikan kekuatan manusia secara cepat.

2. Pembangunan terusan dan rel kereta api dengan cepat mengubah metode transportasi.

Hasilnya adalah menyebarnya pendirian pabrik. Pabrik-pabrik besar menggunakan kekuatan uap untuk menjalankan beratus-ratus mesin secara effisien. Barang-barang jadi kemudian dapat dikirimkan dengan murah melalui kapal atau kereta api keseluruh negara. Dampak terhadap Desain Organisasi menjadi jelas. Pembangunan pabrik membutuhkan penciptaaan yang terus menerus dari struktur-struktur organisasi untuk memungkinkan terjadinya proses produksi yang effisiensi. Pekerjaan harus dirumuskan, arus pekerjaan harus ditetapkan, departement diciptakan, dan mekanisme koordinasi dikembangkan. Secara singkat, struktur organisasi yang kompleks harus dirancang.

Dalam perjalanan dan pekembangannya, terori organisasi diklasifikasikan menjadi empat teoretis, hal ini yang kemudian para ahli teori tersebut dibagi menjadi beberapa tipe yaitu :

1. Teoretikus tipe 1 :

- Frederick Taylor dan Scientific Manajemen

- Hanry Fayol dan Prinsip-prinsip Organisasi.

- Max Weber dan Birokrasi

- Ralph Davis dan Perencanaan Rasional

2. Teoretikus tipe 2 :

- Elton Mayo dan Kajian Hawthorne.

- Chester Bernard dan Sistem Kerja Sama

- Dauglas McGregor dan Teori X – Terori Y

- Warren Bennis dan Matinya Birokrasi

3. Teoretikus tipe 3 :

- Herbert Simon dan Serangan Terhadap Prinsip-Prinsip

- Perspektif Lingkungan dari Katz dan Khan

- Kasus Teknologi

- Kelompok Aston dan Besaran Organisasi

4. Teoretikus tipe 4 :

- Batas-batas Kognitif terhadap Rasionalitas dari March dan Simon

- Organisasi Pfeffer sebagai Arena Politik


Tidak ada komentar:

Posting Komentar